Book Review: If Only They Could talk, James Herriot (Resensi Buku)




Ok, balik lagi ke session book review bulan ini. Bulan ini aku mau bahas buku buku karangan James Herriot dalam satu label khusus. Oiya, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan ya. Buku pertama karangan James Herriot yang aku baca adalah "If Only They Could Talk" atau yang diterjemahkan jadi, "Andai Mereka Dapat Bicara". aku sendiri membaca buku yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia hehe. Nah, langsung to the point aja, check it out!

"If Only They Could Talk" merupakan karya James Herriot yang bercerita tentang kehidupannya sebagai dokter hewan setelah lulus dari kuliah kedokteran hewan. Buku ini dibuat berdasarkan pengalaman nyata dari James yang beliau tuangkan pada sebuah catatan harian. If Only They Could Talk sendiri merupakan bku pertama dari serial buku james Herriot yang lainnya. Buku ini terdiri dari 32 Bab termasuk penutup dan 308 halaman yang berisi cerita cerita menarik. Naskah aslinya yang diterbitkan tahun 1970 membuat buku ini masih kental akan suasana vintage. 

James Herriot merupakan lulusan fakultas kedokteran hewan yang hendak memulai kerja di daerah Yorkshire, Inggris. Hingga pada suatu saat, James diundang minum teh oleh Siegfried Farnon yang merupakan satu satunya dokter hewan di daerah Darrowby. Sesampainya James di Desa Darrowby, yang terletak di pinggir sungai Darrow, James sangat terkagum kagum melihat betapa uniknya rumah Mr. Farnon, ya, besar dan memanjang. Dipenuhi oleh tumbuhan, dan 5 ekor anjing yang berbeda jenis. Namun, James harus sedikit kecewa karena Mr. Farnon tidak ada di rumah, hingga Ia harus menunggu beberapa jam dengan tertidur saking lelahnya.

Akhirnya, James pun dibangunkan oleh Mr. Farnon yang ternyata tidak sesuai dengan apa yang dibayangkannya, sangat berantakan. Namun, dibalik penampilannya yang berantakan, ternyata Mr. Farnon adalah seseorang yang ramah. James pun diajak mengelilingi rumah dan desa desa di yorkshire sambil menangani beberapa pasien yang telah menunggu.

Akhirnya, James sepakat bekerja sebagai asisten Mr. Farnon dengan gaji yang lumayan. Pada hari pertama James bekerja, pengalaman tak enak harus dihadapinya, mulai dari cacian pemilik ternak hingga kotoran lembu. Sepanjang karirnya pun James menceritakan bahwa profesi dokter hewan tidak semudah yang dibayangkan oleh orang orang.

Sampai akhirnya tiba adik Siegfried, Tristan Farnon yang dibenci kakaknya karena tidak lulus ujian patologi. Perilaku Siegfried pun berubah menjadi sedikit dingin. Cerita pun terus dilanjutkan dengan keseharian James sebagai asisten dokter hewan yang akhirnya menangani pasiennya di klinik milik Siegfried

Buku ini sangat menarik untuk dibaca, karena secara tidak langsung kita diajak untuk mengenali profesi dokter hewan lebih jauh, bagaimana suka dukanya, dan segala macam. Di dalam buku ini juga terdapat kutipan yang menarik, seperti.

"Bagaimana dengan binatang yang menjadi pusat cerita ini? Pastinya akan menarik kalau kita mendengarkan pendapat merek"

0 komentar:

Posting Komentar

 

search on Wikipedia

Hasil penelusuran

Translate